Jakarta, Sayangi.com - Patung pancoran merupakan
patung yang sangat populer di Jakarta, namun banyak pula masyarakat yang
tidak mengetahui bagaimana asal usul patung yang berdiri megah di
tengah-tengah kota Jakarta tersebut.
Berikut 7 fakta misteri seputar patung pancoran:
1. Tentang Nama Patung Pancoran atau Patung Dirgantara
Banyak
warga Jakarta hanya mengenal nama patung yang berdiri megah di wilayah
pancoran sebagai Patung Pancoran, padahal nama sebenarnya adalah Patung
Dirgantara.
Patung Pancoran digagas Presiden Soekarno agar ada
patung yang menggambarkan kekuatan dan kemegahan dunia penerbangan
Indonesia atau kedirgantaraan. Patung ini menggambarkan manusia angkasa
yang memiliki semangat keberanian bangsa Indonesia untuk menjelajah
angkasa. Karenanya, Patung dinamakan oleh Soekarno, "Patung
Dirgantara".
2. Presiden Soekarno adalah Model Patung Pancoran
Setelah
menggagas Patung Dirgantara, Bung Karno mencontohkan dengan tubuhnya
bagaiamana seharusnya patung tersebut dibuat. Sebelum maket patung
dikerjakan oleh Edhi Sunarso (kelahiran Salatiga, 2 Juli 1932), Bung
Karno berkali-kali memperagakan bagaimana bentuk patungnya harus
berdiri.
3. Biaya Pantung Pancoran
Untuk
mewujudkan impiannya mendirikan patung Dirgantara, Soekarno ternyata
mengeluarkan biaya dari kantong pribadi dengan menjual sebuah mobil
pribadinya. Dahulu mobil presiden bernilai sangat mahal pada zamannya
(perbandingan zaman sekarang sama halnya dengan harga mobil lamborighini
Gallardo MurciƩlago LP 670-4 SuperVeloce sekitar 9,5 M).
Biaya awal ditanggung oleh Edhi Sunarso, sang pemahat. Bung Karno
menjual mobil pribadinya seharga 1 juta rupiah pada waktu itu.
Pemerintah sendiri hanya membayar 5 juta rupiah. Sisanya, sebesar 6 juta
rupiah, menjadi hutang pemerintah yang sampai saat ini tidak pernah
terbayar.
Total biaya pembuatan Patung Dirgantara atau Patung Pancoran pada tahun 1964 adalah 12 juta rupiah.
4. Proses Pembuatan Patung Pancoran
Proses
pemasangan Patung Pancoran (Dirgantara) selalu ditunggui oleh Bung
Karno, sehingga kehadirannya selalu merepotkan aparat negara yang
bertugas menjaga keamanan sang kepala negara. Alat pemasangannya
sederhana saja, yaitu dengan menggunakan Derek tarikan tangan.
Dikerjakan oleh PN Hutama Karya dengan IR. Sutami sebagai arsitek
pelaksana.
Patung ini dirancang oleh Edhi Sunarso sekitar tahun 1964 - 1965
dengan bantuan dari Keluarga Arca Yogyakarta. Sedangkan proses
pengecorannya dilaksanakan oleh Pengecoran Patung Perunggu Artistik
Dekoratif Yogyakarta pimpinan I Gardono.
Pengerjaannya sempat mengalami keterlambatan karena peristiwa Gerakan 30 September PKI di tahun 1965.
5. Bahan, tinggi Berat Patung Pancoran
Patung
yang terbuat dari bahan perunggu ini berbobot 11 ton (terbagi dalam
potongan-potongan yang masing-masing beratnya 1 ton) dan tinggi 11
meter. Sementara tinggi voetstuk (kaki patung) 27 meter.
6. Makna Patung Pancoran
Walau masih terdapat
perdebatan dari masyarakat terhadap makna setiap bentuk patung tersebut,
seperti halnya yang masih misteri, yaitu bentuk patung yang menyerupai
posisi atlet yang telah melempar cakramnya, tangan kirinya yang menukik
ke belakang berposisi seperti memegang piringan, dan lain-lain. Patung
ini sebenarnya mempunyai filosofi yang maknanya melambangkan keberanian,
kesatriaan dan kedirgantaraan yang didasarkan pada kejujuran,
keberanian dan semangat mengabdi.
Konon patung ini sengaja dihadapkan ke utara sebagai tujuan untuk
menentukan arah. Selain kemegahan patung pancoran itu, arah
penghadapannya ke utara bermakna dalam mata angin sebagai arah menuju ke
depan, sehingga diharapkan bahwa Dirgantara Indonesia akan terus maju
dan terdepan.
7. Mitos Patung Pancoran
Setelah
berdirinya patung dirgantara atau sekarang lebih dikenal sebagai patung
pancoran, terdengar mitos yang beredar di masyarakat jakarta, antara
lain:
"Konon patung pancoran tidak hanya melambangkan keperkasaan
dirgantara tetapi juga sebagai salah satu petunjuk untuk menunjuk
sebuah tempat dimana bung karno meletakkan harta kekayaannya yang
dipercaya dapat melunasi hutang negara, Lokasi yang diperkirakan yaitu
Taman Monumen Pahlawan Proklamasi Kemerdekaan Soekarno-Hatta, Kawasan
Monas dan Istana Negara, lapangan Banteng, Mesjid Istiqlal, Graha
Angkasa Pura, bahkan ada yang berpendapat ditenggelamkan di sebelah
utara pantai ancol."
Sebagian orang juga memercayai bahwa patung
ini menghadap ke sebuah pelabuhan sunda kelapa yang merupakan jantung
peradaban bangsa indonesia selama dijajah Belanda, sehingga dapat
menginspirasikan penerus bangsa agar terus mengenang pentingnya sejarah
pelabuhan Sundakelapa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar